Teknologi Pangan dan Gizi
Nama : Farah Meviana Resti
NIM : 1022201008
Prodi S1 Gizi Fakultas Kesehatan Universitas M.H. Thamrin
Tugas Mata Kuliah Komputer Dasar
Dosen : Irwan Abdullah, S.Kom., MM
Menurut Gierschner (1992)
Teknologi pangan adalah teknologi yang melibatkan
pengubahan dari bahan baku biologis sehingga menjadi lebih awet dalam
waktu singkat maupun lama, dalam bentuk bahan setengah jadi ataupun jadi
dengan menggunakan sarana yang cocok sehingga baik pada awal proses
maupun akhir proses dicapai tujuannya, yaitu secara sensoris dan fisiologis
diterima oleh konsumen, nilai zat gizinya diusahakan tidak berubah dan
bebas dari toksin atau racun yang ada dalam bahan sehingga produk itu
memenuhi syarat sesuai dengan standar yang berlaku.
Melihat definisi yang disampaikan oleh Gierschner (1992) tersebut di
atas tampak sekali bahwa tugas utama adalah pengubahan bahan mentah
yang berupa bahan-bahan biologis artinya adalah bahan-bahan hidup
sehingga sangat rentan dengan kerusakan. Jika bahan itu hidup berarti sangat
cepat mengalami proses perubahannya. Hasil proses harus berupa produk
setengah jadi (misalnya dalam kasus singkong adalah dalam bentuk tepung)
atau bahan jadi (misalnya glukosa yang berbahan baku tepung singkong)
sehingga menjadi lebih awet. Lebih awet yang dimaksud di sini adalah
tepung singkong tentu akan lebih awet dibandingkan dengan singkongnya
sendiri.
Sama halnya juga dengan sirup glukosa yang siap dikonsumsi untuk bahan campuran
pembuatan permen atau pembuatan gula fruktosa ini tentu juga lebih mudah
disimpan dibandingkan dengan umbinya secara langsung. Baik tepung
singkong maupun sirup glukosa kandungan zat pati atau glukosanya selama
proses tidak banyak mengalami penurunan zat gizi sehingga secara fisiologis
dan sensoris dapat diterima oleh masyarakat. Lebih jauh lagi jika zat
tepungnya dan sirup glukosa tersebut dengan proses yang sempurna maka
toksin yang ada pada singkong secara alamiah, misalnya racun HCN atau
sianida akan hilang larut di dalam air selama proses pengolahannya karena
HCN larut dalam air.
Contoh di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa ilmu teknologi
pangan secara alamiah telah diterapkan oleh masyarakat luas sepanjang
sejarah kebudayaan manusia itu. Bahkan lebih ekstrem dapat dikatakan ibuibu rumah tangga itu ahli dalam bidang teknologi pangan. Hal ini karena
mereka mengalami kejadian ini setiap hari dan belajar turun-temurun dari
orang tuanya. Saat ini perkembangan teknologi pangan sangat pesat namun
tetap berpatokan pada proses-proses mendasar, seperti pengeringan,
pengecilan ukuran, penumbukan, percampuran, pemanasan, penggaraman,
pengasaman dan lain-lain. Sebagai contoh sebenarnya perkembangan proses pengawetan bahan pangan sudah dimulai dari zaman dulu kala, yaitu
pengeringan, pengurangan kadar air, penggaraman, pengasaman,
penambahan gula, pengasapan dalam bejana, dikemas dalam peti hangat,
dimasukkan dalam bejana yang disumbat dengan gabus.
Kemudian tahun
1772 Stedtman yang dikutip oleh Gierschner (1992), memelopori
penyimpanan daging sapi dalam wadah tertutup dan rapat sehingga awet,
dilanjutkan dengan penyimpanan buah-buahan dalam bejana gelas yang
dilengkapi dengan gula yang banyak. Tahun 1804-1807 Appert telah
memelopori penyimpanan daging maupun sayuran dalam bejana gelas yang
tertutup rapat sehingga sangat awet. Dari penemuannya itu tahun 1809
Appert mendapatkan hadiah dari Napoleon di Perancis.
Jika dirangkai secara sistematis maka perkembangan teknologi pangan
dapat disusun atas:
1. Teknologi Pangan Tradisional;
2. Teknologi Pangan
Modern;
3. Teknologi Pangan Canggih.
Teknologi pangan tradisional
adalah teknologi pangan yang masih menggunakan peralatan yang sangat
sederhana dan digunakan turun-temurun oleh nenek moyang kita dengan
sedikit atau tanpa perkembangan yang berarti, misalnya proses pembuatan
tempe, teknologi pembuatan dodol, dendeng, ikan peda, ikan pindang,
kerupuk, emping susu dadih dari Sumatera Barat susu dali dari Tapanuli,
lempeng sagu dari Ambon, empek-empek Palembang, lemang dari Sumatra
Barat dan lain-lain.
Teknologi pangan modern telah dikembangkan dengan
menggunakan pengetahuan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) karena
iptek adalah bersifat dinamis maka Teknologi Pangan modern juga
berkembang terus. Manifestasi dari ini direalisasikan dalam bentuk Cold
storage, misalnya pembekuan udang, pengalengan makanan makanan instan
makanan konsentrat, misalnya apple juice yang dapat diracik dari air dengan
konsentrat buah apel sehingga rasanya persis sama dengan apple juice yang
asli dan lain-lain.
Teknologi pangan canggih biasanya teknologi pangan
canggih merupakan perkembangan dari teknologi pangan modern. Teknologi
ini dalam penerapannya menggunakan komputer dalam desain proses,
penggunaan rekayasa genetika dalam memproduksi massal produk yang
diinginkan, misalnya pembuatan protein sel tunggal, pembuatan berbagai
macam jenis asam amino, pembuatan vitamin, enzim mikrobial.
Di era globalisasi, sudah saatnya manusia berinovasi untuk bisa meningkatkan nilai pangan dan Gizi. Jika kita ambil sampel dalam proses pembuatan makanan, maka akan disinggung dengan masalah fermentasi. Teknik fermentasi merupakan aplikasi dari metabolisme sel-sel mikroorganisme untuk mengubah bahan mentah menjadi berbagai macam produk yang bermanfaat. Teknik fermentasi merupakan teknik penting dalam proses bioteknologi tradisional dan modern. Teknik fermentasi tradisional menggunakan mikroorganisme untuk menghasilkan berbagai produk makanan seperti keju, yoghurt, kecap, tempe, roti, tape, dll.
Pada proses pengwetan makanan ada beberapa hal yang dapat menyebabkan mutu makanan itu hilang bahkan terjadi kerusakan pada pangan tersebut, hal itu disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Pertumbuhan mikroba yang menggunakan pangan sebagai substrat untuk memproduksi toksin didalam pangan;
2. Katabolisme dan pelayuan (senescence) yaitu proses pemecahan dan pematangan yang dikatalisis enzim indigenus;
3. Reaksi kimia antar komponen pangan dan/atau bahan-bahan lainnya dalam lingkungan penyimpanan;
4. Kerusakan fisik oleh faktor lingkungan (kondisi proses maupun penyimpanan);
5. Kontaminasi serangga, parasit dan tikus.
Komentar
Posting Komentar